Faktor-faktor penyebab kembung
1. kebiasaan
memakan bulu
kebiasaan
memakan bulu (fur eating habbit) baik itu bulunya sendiri maupun bulu kelinci lain, disebabkan
karena rendahnya kadar serat kasar pada pakan. Bulu yg dimakan akan membentuk gumpalan (hair ball) dan akan menyumbat
saluran pembuangan sehingga udara tidak bisa keluar sama sekali.
Apabila ini terakumulasi kembung akan semakin menumpuk dan akan menekan
diafragma yg akibatnya bisa menekan paru-paru. Inilah mengakibatkan kelinci
seperti mengalami sesak nafas dan
bisa berakhir pada kematian. Kalau
mengenai stress, justru kelinci menjadi mencret, bukan kembung.
Opini yang salah : Rumput harus dilayukan
dulu supaya kadar airnya berkurang, karena kadar air yg tinggi bisa menyebabkan kembung.
Opini yang benar : Karena proses photosintesa sudah
selesai. Chlorophyl sudah tidak aktif, proses pembentukan gas sudah berhenti.
Harus diingat bahwa proses photosintesa bisa berlangsung kalau ada air dan
sinar matahari. Itulah sebabnya pada rumput yg sudah dilayukan apabila kena air (urine atau air lainnya), maka chlorophil akan aktif kembali dan
proses photosintesa akan berlangsung, kemudian menghasilkan panas dan gas. Apabila
hijauan dalam kondisi seperti ini dimakan oleh kelinci bisa mengakibatkan kembung.
Catatan: Proses photosintesa terjadi setelah
pemotongan, masih akan berlangsung antara 3 sampai 6 jam kemudian.
Itulah sebabnya mengapa proses pelayuan harus dilakukan minimalnya 6 jam, dan
tumpukan rumput harus dibolak balik agar sisa gas yg dikeluarkan bisa keluar
semua tidak terperangkap didalam sela-sela rerumputan yg mungkin akan termakan oleh
kelinci kita. Jadi inilah alasannya kenapa kok disarankan rumput yg sudah dilayukan diberikan pada kelinci
kita pada malam hari, karena sudah tidak ada sinar matahari lagi dan
proses photosintesa tidak akan terjadi.
Selain rumput segar, maka
pakan lainnya yg bisa mengakibatkan kembung, baik itu berupa campuran ampas
tahu + dedak, hay maupun pelet, penyebab kembung kelinci hampir bisa dipastikan
akibat tumbuhnya jamur.
Sesedikit apapun harus kita hindari jamur tsb. Prosesnya hampir sama dengan
proses photosintesa, jamur ini akan menghasilkan panas dan gas. Pada kasus
ampas tahu, kalau sudah berbau asam sebaiknya dibuang saja. Begitu juga
campurannya berupa dedak padi atau polard, tumbuhnya jamur akan ditandai dengan bau apek. Kalau sudah begini
sebaiknya dijemur dulu atau dioven sampai apeknya hilang. Begitu juga dengan
pelet. Penyimpanan pelet sebaiknya dimasukkan kedalam gentong plastik tertutup
agar terhindar dari uap air yg berlebihan yg memungkinkan tumbuhnya jamur. Ini
biasanya ditandai dengan suhu pelet yg agak menghangat dan berbau apek.
Kembung yg mengakibatkan
kematian krena adanya sumbatan diakhir
pembuangan (anus).
Penanganan kembung:
1. Diberikan obat pencahar (minyak kelapa, jus pepaya) sebagai pelicin. Obat pencahar tidak boleh diberikan secara berlebihan dan berkelanjutan. Begitu
terlihat sudah bisa buang kotoran maka secepatnya berikan makanan yg kadar
seratnya cukup untuk memberikan kenyamanan pada sistim pencernaannya.
2. Diurut pada perut. lakukan pengurutan pada perut kelinci dari atas ke bawah sampai feses bisa keluar, lakukan ini beberapa kali sampai dirasa cukup.
Terima kasih atas perhatiannya dan semoga postingan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.amin
Note:
Beberapa Gbr di Blog ini diambil dari internet, jk ada Gbr Anda yg saya gunakan dan Anda menginginkan untuk diremove silahkan hubungi saya
Beberapa Gbr di Blog ini diambil dari internet, jk ada Gbr Anda yg saya gunakan dan Anda menginginkan untuk diremove silahkan hubungi saya
By Sharing Kelinci Nusantara
No comments:
Post a Comment